PENGERTIAN
SISTEM
Pada dasarnya
system adalah suatu organisasi besar
yang menjalin berbagai subjekatau objek serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu.kehadiran subjek-subjek atau objek-objek semata
belumlah cukup untuk membentuk suatu sitem.itu baru himpunan sujek atau objek
tadi baru membuat sebuah sistem jika lengkap dngan prangkat kelembagaan yang
mengatur dan menjalin tentang bagai mana subjek atau objek yang ada bekerja,
berhubungan dan berjalan atau di jalankan.
Keserasian
hubungan antar subjek atau objek termasuk bagian atau syarat sebuah sistem karena,
sebagai suatu organisasi setiap sistem tentu mempunyai tujuan tertentu . Sebuah
sistem sederhana apapun, senantiasa mengandung kadar kompleksitas tertentu.
Sebuah sistem bukan hanya sekedar himpunan subjek atau himpunan objek. Suatu sistem
adalah jalinan semua itu mencakup subjek atau objek atau perangkat kelembagaan
yang membentuknya.
Sebuah
sistem tentunya memiliki eterkaitan antara satu dengan yang lain. Sitem dapat
di pilih menjadi beberapa subsistem, yakni sistem-sistem lebih kecil yang
merupakan bagian dari dirinya. Suatu sistem tidak bisa berdiri sendiri,
melaikan terkait dengan sistem lain.
SISTEM
EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
Sistem ekonomi
adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusi
dengan kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri
atas unsure-unsur manusi sebagai subjek barang-barang ekonomisebagai objek.
Suatu
sistem ekoomi tidaklah berdiri sendiri. Ia berkaitan dengan falsafah, pandangan
dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi suatu Negara dikatakan
bersifat khas, sehingga bisa di bedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau
di terapkan di Negara lain, berdasarkan dari beberapa sudut tinjauan seperti :
· Sistem
pemilikan suberdaya atau factor-faktor roduksi
· Keluasan
masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan
atas pekerjaannya
· Kadar
peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan
bisnis dan prekonomian pada umumnya.
KAPITALISME
DAN SOSIALISME
Sistem ekonomi kapitalis
mengakui pemilikan individual atas sumber-daya ekonomi atau faktor-faktor
produksi. Setidak-tidaknya, terdapat keleluasaan yang sangat longgar bagi
perorangan dalam atau untuk memiliki sumberdaya. Kompetisi antar individu dalam
memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antarbadan usaha dalam mengejar
keuntungan, sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan atau batasan bagi orang
perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Ptinsip “keadilan”
yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis ialah “setiap orang menerima imbalan
berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah atau Negara sangat
minim. Pemerintah lebih berkededekna sebagai “pengamat” dan “pelindung”
perekonomian.
Sistem ekonomi sosialis
adalah sebaliknya. Sumber daya ekonomi atau faktor produksi diklaim sebagai
milik Negara. Sistem ini lebih menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam
menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diterima pada orang
perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang
dicurahkan.
PERSAINGAN
TERKENDALI
Jika
kita tinjau berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor
produksi , tidak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi Negara
Indonesia adalah kapitalistik. Sama halnya juga tidak tepatjika mengatakan
sistem ekonomi Indonesia sosialis. Indonesia mengakui pemilikan individual atas
faktor produksi kecuali untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak, dikuasai oleh Negara. Hal ini diatur oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi
secara konstitusional , sistem ekonomi di Indonesia buakan kapitalisme dan
bukan juga sosialisme.
Iklim
persaingan berekonomian dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukan
lah persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana
terkendali. Dalam sistem ekonomi kapitalis, persaingan bebas tanpa kendali
pemerintah. Sedangkan sistem ekonomi sosialis, perencanaan terpusat, sehingga
persaingan praktis terkendali, atau bahkan tidak ada sama sekali. Indonesia
tidak demikian. Persaingan tetap ada, akan tetapi dalam beberapa hal
terkendali.
KADAR
KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur
kapitalisme dan sosialisme jelas terkandung dalam pengorganisasian ekonomi
Indonesia. Untuk melihat seberapa tebal kadar masing-masing “isme” ini
mewarnaio perekonomian, seseorang bias melihatnya dari dua pendeketan. Pertama
adalah dengan pendekatan factual-struktural, yakni menelaah peranan pemerintah
atau negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendeketan sejarah, yakni
dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke
waktu.
Untuk
mengukur kadar keterlibatan pemerindah dalam perekonomian dengan pendeketan
factual-struktual, dapat digunakan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan Y=
C+I+G+ (X-M). Dengan formula ini berarti produk atau pendapatan nasional
dirinci menurut penggunaan atau sektor pelakunya.
Kalau
dengan pendekatan sejarah kita dapat mempelajari betapa bangsa Indonesia tidak
pernah dapat menerima pengelolaan makro ekonomi yang terlalu berat ke
kapitalisme ataupun ke sosialisme. Sistem ekonomi campuran dengan persaingan
terkendali agaknya merupakan sistem ekonomi yang tepat untuk mengelola
perekonomian Indonesia. Tapi jika dilihat kini, derasnya arus globalisasi
bersamaan dengan bubarnya sejumlah Negara komunis yang bersistem ekonomi
sosialisme telah mendorong Indonesia terseret arus kapitalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar